Rabu, 27 Mei 2015

Syair joyoboyo

KUTIPAN SYAIR JOYOBOYO

Berikut adalah sedikit kutipan Syair Joyoboyo beserta terjemahannya,

Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran.
Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.

Tanah Jawa kalungan wesi.
Tanah Jawa berkalung besi.

Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang.
Perahu berlayar di ruang angkasa..

Kali ilang kedhunge.
Sungai kehilangan lubuk.

Pasar ilang kumandhang.
Pasar kehilangan suara.

Iku tandha yen tekane jaman Jayabaya wis cedhak.
Itulah pertanda jaman Jayabaya telah mendekat..

Bumi saya suwe saya mengkeret.
Bumi semakin lama semakin mengerut..

Sekilan bumi dipajeki.
Sejengkal tanah dikenai pajak.

Jaran doyan mangan sambel.
Kuda suka makan sambal.

Wong wadon nganggo pakeyan lanang.
Orang perempuan berpakaian lelaki.

Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking jaman.
Itu pertanda orang akan mengalami jaman berbolak-balik.

Akeh janji ora ditetepi.
Banyak janji tidak ditepati.

Akeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe.
Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.

Manungsa padha seneng nyalah.
Orang-orang saling lempar kesalahan.

Ora ngendahake hukum Allah.
Tak peduli akan hukum Allah.

Barang jahat diangkat-angkat.
Yang jahat dijunjung-junjung.

Barang suci dibenci.
Yang suci (justru) dibenci.

Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit.
Banyak orang hanya mementingkan uang.

Lali kamanungsan.
Lupa jati kemanusiaan.

Lali kabecikan.
Lupa hikmah kebaikan.

Lali sanak lali kadang.
Lupa sanak lupa saudara.

Akeh bapa lali anak.
Banyak ayah lupa anak.

Akeh anak wani nglawan ibu.
Banyak anak berani melawan ibu.

Nantang bapa.
Menantang ayah.

Sedulur padha cidra.
Saudara dan saudara saling khianat.

Kulawarga padha curiga.
Keluarga saling curiga.

Kanca dadi mungsuh.
Kawan menjadi lawan.

Akeh manungsa lali asale.
Banyak orang lupa asal-usul.

Ukuman Ratu ora adil.
Hukuman Raja tidak adil

Akeh pangkat sing jahat lan ganjil.
Banyak pembesar jahat dan ganjil

Akeh kelakuan sing ganjil.
Banyak ulah-tabiat ganjil

Wong apik-apik padha kapencil.
Orang yang baik justru tersisih.

Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin.
Banyak orang kerja halal justru malu.

Luwih utama ngapusi.
Lebih mengutamakan menipu.

Wegah nyambut gawe.
Malas menunaikan kerja.

Kepingin urip mewah.
Inginnya hidup mewah.

Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka.
Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.

Wong bener thenger-thenger.
Si benar termangu-mangu.

Wong salah bungah.
Si salah gembira ria.

Wong apik ditampik-tampik.
Si baik ditolak ditampik.

Wong jahat munggah pangkat.
Si jahat naik pangkat.

Wong agung kasinggung.
Yang mulia dilecehkan

Wong ala kapuja.
Yang jahat dipuji-puji.

Wong wadon ilang kawirangane.
Perempuan hilang malu.

Wong lanang ilang kaprawirane.
Laki-laki hilang perwira

Akeh wong wadon ora setya marang bojone.
Banyak perempuan ingkar pada suami.

Akeh ibu padha ngedol anake.
Banyak ibu menjual anak.

Akeh wong wadon ngedol awake.
Banyak perempuan menjual diri.

Akeh wong ijol bebojo.
Banyak orang tukar pasangan.

Wong wadon nunggang jaran.
Perempuan menunggang kuda.

Wong lanang linggih plangki.
Laki-laki naik tandu.

Randha seuang loro.
Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).

Prawan seaga lima.
Lima perawan lima picis.

Dhudha pincang laku sembilan uang.
Duda pincang laku sembilan uang.

Akeh wong ngedol ngelmu.
Banyak orang berdagang ilmu.

Akeh wong ngaku-aku.
Banyak orang mengaku diri.

Njabane putih njerone dhadhu.
Di luar putih di dalam jingga.

Ngakune suci, nanging sucine palsu.
Mengaku suci, tapi palsu belaka.

Akeh bujuk akeh lojo.
Banyak tipu banyak muslihat.

Akeh udan salah mangsa.
Banyak hujan salah musim.

Akeh prawan tuwa.
Banyak perawan tua.

Akeh randha nglairake anak.
Banyak janda melahirkan bayi.

Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne.
Banyak anak lahir mencari bapanya.

Agama akeh sing nantang.
Agama banyak ditentang.

Prikamanungsan saya ilang.
Perikemanusiaan semakin hilang.

Omah suci dibenci.
Rumah suci dijauhi.

Omah ala saya dipuja.
Rumah maksiat makin dipuja.

Wong wadon lacur ing ngendi-endi.
Di mana-mana perempuan lacur

Akeh laknat.
Banyak kutuk

Akeh pengkianat.
Banyak pengkhianat.

Anak mangan bapak.
Anak makan bapak.

Sedulur mangan sedulur.
Saudara makan saudara.

Kanca dadi mungsuh.
Kawan menjadi lawan.

Guru disatru.
Guru dimusuhi.

Tangga padha curiga.
Tetangga saling curiga.

Kana-kene saya angkara murka.
Angkara murka semakin menjadi-jadi.

Sing weruh kebubuhan.
Barangsiapa tahu terkena beban.

Sing ora weruh ketutuh.
Sedang yang tak tahu disalahkan.

Besuk yen ana peperangan.
Kelak jika terjadi perang.

Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor.
Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.

Akeh wong becik saya sengsara.
Banyak orang baik makin sengsara.

Wong jahat saya seneng.
Sedang yang jahat makin bahagia.

Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul.
Ketika itu burung gagak dibilang bangau.

Wong salah dianggep bener.
Orang salah dipandang benar.

Pengkhianat nikmat.
Pengkhianat nikmat.

Durjana saya sempurna.
Durjana semakin sempurna.

Wong jahat munggah pangkat.
Orang jahat naik pangkat.

Wong lugu kebelenggu.
Orang lugu terbelenggu.

Selasa, 26 Mei 2015

GUNDUL GUNDUL PACUL

GUNDUL GUNDUL PACUL

Gundul gundul pacul cul...
Tembang Jawa ini konon   diciptakan tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yg masih remaja dan mempunyai arti filosofis yang dalam dan sangat mulia.

Gundul adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang. Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala. Jadi gundul adalah kehormatan tanpa mahkota.

Pacul adalah cangkul, yaitu alat petani yg terbuat dari lempeng besi segi empat. Jadi pacul adalah lambang kawula rendah, kebanyakan petani.

Gundul pacul artinya adalah bhw seorang pemimpin sesungguhnya bukan org yg diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul utk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya/org banyak.

Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (4 yang lepas).

Kemuliaan seseorang tergantung 4 hal, yaitu bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.

1. Mata digunakan utk melihat kesulitan rakyat/masyarakat/org banyak.

2. Telinga digunakan utk mendengar nasehat.

3. Hidung digunakan utk mencium wewangian kebaikan.

4. Mulut digunakan utk berkata adil.

Jika 4 hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya.

Gembelengan artinya besar kepala, sombong dan bermain-main dlm menggunakan kehormatannya.

GUNDUL GUNDUL PACUL CUL artinya jika org yg kepalanya sudah kehilangan 4 indera itu mengakibatkan GEMBELENGAN (congkak/sombong).

NYUNGGI NYUNGGI WAKUL KUL (=menjunjung amanah rakyat/org banyak) (dengan) GEMBELENGAN (sombong hati dan main-main), akhirnya WAKUL NGGLIMPANG (=amanah jatuh tak bisa dipertahankan), SEGANE DADI SAK LATAR (=berantakan sia2, tak bermanfaat bagi kesejahteraa n org banyak............semoga bermanfaat.....Aamiin

Kamis, 21 Mei 2015

Wanita

WANITA

Kaum 'FEMINIS' bilang susah jd wanita, krn melihat peraturan dibwh ini saja:

1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dr suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tdk sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit drpd lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kpd suaminya, sementara suami tak perlu taat pd isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dlm beribadat krn adanya masalah haid dan nifas yg tak Ada pd lelaki.

Itu sebabnya mereka tdk henti-hentinya berpromosi utk "MEMERDEKAKAN WANITA".

 Pernahkah Kita lihat sebaliknya (kenyataannya) ?

1. Benda yg Mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yg teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tdk akan dibiar terserak bukan? Itulah bandingannya dgn seorang wanita.

2.Wanita perlu taat kpd suami, ttp tahukah lelaki wajib taat kpd ibunya 3 kali lebih utama drpd kpd bapaknya?

3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tdk perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apbl lelaki menerima warisan, Ia perlu/wajib jg menggunakan hartanya utk isteri dan anak-anak.

4. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak,tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia meninggal dunia karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya.

5. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggung- jawabkan terhadap! 4 wanita, yi: Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jwb terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki,yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.

6. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yg mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu: shalat 5 waktu, puasa di bln Ramadhan, taat kpd suaminya dan menjaga kehormatannya.

7. Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jk taat akan suaminya, serta menunaikan tanggung-jawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Masya ALLAH ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita!!

KELEMAHAN WANITA ITU ADALAH:
"Wanita selalu lupa betapa berharga dirinya"

PAHIT

PAHIT

Ada seorang guru bijak didatangi pemuda yg tengah dirundung masalah. Pemuda itu menceritakan seluruh masalahnya.

Sang guru yg bijak itu mendengar dg seksama. Setelah itu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu mengambil segelas air. Ditaburnya serbuk pahit itu ke dalam gelas kmdn diaduk perlahan.
“Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya?” ujar sang guru.

“Pahit sekali,” jawab si pemuda sambal meringis.

Sang guru tersenyum, mengajak pemuda itu berjalan ke telaga belakang rumahnya. Sesampai di tepi telaga yg tenang itu sang guru kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga yg jernih itu, dan dg sepotong kayu ia mengaduknya.
“Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah.”

Pemuda itu pun mereguk air itu. Sang guru bertanya lagi, “bagaimana rasanya?”

“Segar,” sahut si pemuda tersenyum.

"Apakah masih ada rasa pahitnya?" tanya Sang guru.‎

“Tidak,” jawab si pemuda.

Sang guru tersenyum penuh kasih sayang, kmdn berujar,
“Anak muda… dengarkan baik2. Pahitnya kehidupan sama seperti segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dn rasa pahitnya pun sama, dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yg kita miliki. Kepahitan akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya.

Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dlm hidup, hanya ada satu hal yg kamu lakukan: “Lapangkan dadamu menerima semuanya itu, Luaskan hatimu utk menampung setiap kepahitan itu…”

*******

Saudara-riku tercinta…
Hati kita adalah wadah itu…
tempat menampung segalanya…‎
Jangan jadikan hati kita seperti gelas.
Buatlah ia laksana telaga... yg mampu menampung setiap kepahitan hidup, kmdn mengubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian…

Selamat bekerja dg penuh semangat...!‎

APA YANG KITA CARI DALAM HIDUP INI?


Kita hidup di gunung merindukan​ pantai…
Kita hidup di pantai merindukan​ gunung…

Kalau kemarau kita tanya kapan hujan?
Di musim hujan kita tanya kapan kemarau?

Diam di rumah pengennya pergi…
Setelah pergi pengennya pulang ke rumah…

Waktu tenang cari keramaian…
Waktu ramai cari ketenangan…​

Ketika masih bujang mengeluh kepengen nikah, Sudah berkeluarga, mengeluh belum punya anak, setelah punya anak mengeluh biaya hidup dan pendidikan…

Ternyata SESUATUMU tampak indah karena belum kita miliki…

Kapankah kebahagiaa​n akan didapatkan​ kalau kita hanya selalu memikirkan​ apa yang belum ada, tapi mengabaikan​ apa yang sudah kita miliki…

Jadilah pribadi yang SELALU BERSYUKUR…
dengan rahmat yang sudah kita miliki…

Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini??
Menutupi telapak tangan saja sulit…

Tapi kalo daun kecil ini nempel di mata kita, maka tertutupla​h “BUMI” dengan Daun,

Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun, maka kita akan melihat keburukan dimana-mana
Bumi inipun akan tampak buruk…

Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil…

Jangan menutupi hati kita, dengan sebuah pikiran buruk, walau cuma seujung kuku…

SYUKURI apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk meMULIAkanNYA…

Karena hidup adalah :
WAKTU yang dipinjamkan,
dan Harta adalah Amanah yang dipercayakan…
yang semua itu akan di mintai pertanggung jawaban,

Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki…
Bersyukurlah atas keluarga yang kita miliki…
Bersyukurlah atas pekerjaan yang kita miliki…
Bersyukur dan selalu bersyukur di dalam segala hal. Bersegeralah berlomba dalam kebaikan di mulai dari sekarang.

Selamat meraih kebaikan di hari ini.

HAFAL QUR’AN USIA DINI


( Konsep Pendidikan Al-Qur’an Yang Diabaikan)

Bismillah Was Sholaatu Was Salaamu ‘Alaa Rasulillaah, Wa Ba’du…

Imam Syafi’I –Rahimahullah- diserahkan oleh ibunya untuk menghafal al-Qur’an pada usia 4 tahun, dan hafal al-Qur’an di usia 7 tahun.

Imam Nawawi –Rahimahullah- diantar oleh ayahnya ke Maktab Rawahiyah untuk menghafal al-Qur’an pada usia 9 tahun, dan hafal al-Qur’an sebelum balighnya.

Ibnu Hajar al-‘Atsqalani disekolahkan ke Maktab untuk menghafal al-Qur’an pd usia 5 tahun, dan khatam al-Qur’an pada usia 9 tahun.

Imam Ibnul Jazaariy –Rahimahullah- selesai menghafal al-Qur’an pada usia 13 tahun.

Dan masih banyak lagi para ulama kita dari kalangan shalafus shalih yang membuka perjalanan ilmu mereka dengan menghafal al-Qur’an sejak usia dini dan mengkhatamkannya sebelum masuk usia baligh.

Mengapa? Karena orang tua para Shalafus Shalih kita sangat faham dan mengerti bagaimana cara mempersiapkan anak-anak mereka menjadi orang-orang besar dizamannya nanti. Ibarat tanah yang subur, maka tanah tersebut harus dipersiapkan benar-benar agar dapat ditanami dan menghasilkan tanaman yang berkualitas.

Mendidik anak-anak kita untuk mampu menghafal al-Qur’an diusia dini adalah sebuah persiapan yang sangat baik sebelum mereka mempelajari ilmu-ilmu lainnya. Bahkan para ulama kita terdahulu, tidak menyukai seseorang yang ingin belajar ‘Uluum syar’I, tetapi belum menyelesaikan hafalan al-Qur’an.

Diriwayatkan, Imam al-Auza’i –Rahimahullah- pernah didatangi oleh seseorang yang ingin belajar fiqih kepadanya. Maka beliau menanyakan terlebih dahulu tentang hafalan al-Qur’an yg dimiliki oleh orang tersebut. Imam Auza’I pun menyuruhnya membacakan surah An-Nisaa ayat ke 11.

يوصيكم الله في اولدكم...

Orang tersebut tidak mampu melanjutkan ayat tersebut, lalu Imam Auza’I pun menyuruhnya kembali untuk menyelesaikan al-Qur’an terlebih dahulu. ( Kaifa Tahfadzul Qur’an, yahya bin Abdurrazaaq al-Ghautsani hal. 25)

Subhaanallaah, semoga Allah memberikan kita Taufik-Nya untuk mengikuti jejak para Shalafus Shalih dalam mengajarkan al-Qur’an kepada anak-anak kita. Wallahu Ta’alaa A’lam..